Oleh Sapto Sugiharto, M.Pd, Ketua Departemen Hubungan dan Kerjasama Internasional JSIT Indonesia
Al Qur’an Surat Ali Imran Ayat 133:
۞ وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ ١٣٣
Artinya:
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Lembaga Sekolah bukan hanya sebatas wujud formalitas berupa bangunan, furnitur dan perlengkapan lainnya, bukan pula pelaksana sistem baku “industri” persekolahan, tetapi ia adalah sebuah “wadah” yang dirancang untuk mencapai misi membentuk para pengukir peradaban-manusia yang mulia agar siap menjadi Pengelola Dunia. Tempat dimana warga sekolah mendapatkan inspirasi dan berlatih untuk ambil bagian dalam menciptakan kehidupan dunia yang dapat menghantarkan ke kehidupan akhirat yang mulia serta bahagia, yaitu Surga milik Allah SWT.
Memilih sekolah dengan idealisme seperti itu adalah sebuah “pekerjaan” yang cukup memberi tantangan bagi para orangtua karena pada umumnya mereka harus berpikir bagaimana cara menentukan sekolah yang baik dan cocok dengan kebutuhan serta kondisi mereka. Jika orangtua memahami tujuan akhir misi pendidikan generasi muslim seperti yang dimaksud sebelumnya, maka besar kemungkinan mereka akan dapat menemukan sekolah yang sesuai fitrah anak manusia.
Sekolah yang lebih mengedepankan penguatan keyakinan berke-Tuhan-an, beribadah dan berakhlak sebagai makhluk mulia.
Secara praktis dan pragmatis kita bisa memberi semacam tips kepada para orangtua tersebut, diantaranya:
Pertama, sekolah yang secara kasat mata kita dapat melihat anak akan nyaman dan aman berada disana. Dimulai dari sambutan para guru di gerbang sekolah, mereka tersenyum merekah sumringah ketika menyalami anak-anak.
Kita dapat langsung balik kanan tak jadi mengirim anak kita bersekolah disana jika tidak menjumpai hal ini. Sekolah adalah tempat bersenang-senang, sehingga orangtua dapat dengan yakin melepas anak sambil berkata, “Selamat bersenang-senang ya di Sekolah! Have Fun!” Disana pula biasanya akan dijumpai para pendidik yang sigap untuk membantu anak-anak sesuai porsi dan kebutuhan anak-anak.
Kedua, sekolah yang memfasilitasi pembentukan karakter dasar sesuai urutan perkembangan anak seperti menjaga kebersihan agar hidup sehat, mengikuti aturan dengan disiplin, mempertahankan kejujuran sesuai fitrah anak-anak, melatih kemandirian, mengasah rasa peduli dan dapat berinteraksi dengan saling menyayangi sesama.
Hal ini dapat dengan mudah terlihat dari keteladanan warga sekolah khususnya para guru dan seluruh karyawan sekolah.
Ketiga, sistem pendidikan yang ditawarkan adalah yang dapat mengakomodir kebutuhan individual murid, dimana murid dilayani dan dihargai sesuai keunikannya masing-masing. Guru dapat melihat nilai positif yang dimiliki anak dan menjadikannya sebagai titik tolak pendekatan terhadapnya.
Dengan demikian cerita sukses pembelajar dapat diyakinkan akan tercapai, anak-anak akan menjadi juara di bidang atau keunggulannya masing-masing.
Keempat, sekolah secara terbuka mengajak orangtua untuk terlibat aktif dalam pencapaian Visi dan Misinya. Orangtua dipahamkan melalui program “Parents School” agar seirama dan sejalan dalam mendidik anak-anak.
Mereka juga diberi kesempatan untuk ikut andil dalam banyak program di sekolah, terutama yang sesuai dengan potensi masing-masing seperti ilmu, pengalaman, profesi dan peluang akses. Mereka juga disajikan dan dijelaskan tentang proses pendidikan dan pengajaran yang terjadi sehari-hari di sekolah, ini untuk menjamin bahwa mereka dapat mendukung proses tersebut minimal dengan sama-sama mengontrolnya.
Bahkan sekolah dapat mengajak mereka bergabung di kelas dalam perhelatan khusus atau kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian dukungan penuh dan sinergi positif akan sangat kuat terasa.
Kelima, sekolah adalah warga komunitas di lingkungan tempat keberadaannya. Para pimpinan sekolah bertanggungjawab untuk menjalin komunikasi dan interaksi dengan masyarakat sekitar sekolah, dari yang terdekat seperti tetangga sekolah sampai pihak-pihak terkait seperti pemerintah dan lembaga lain.
Kegiatan sosial kemasyarakatan seperti donasi, bazzar murah, pameran, pentas seni, kompetisi olahraga dan lain-lain akan sangat signifikan menjadi barometer keberhasilan pendidikan anak-anak yang memiliki rasa empati dan kepedulian sosial yang tinggi.
Anak-anak akan menjadi pribadi yang unggul dan tangguh tanpa kehilangan sifat rendah hatinya, meraka akan menjadi lebih siap untuk mengemban amanah sebagai pengelola dunia yang menghantarkan ke Surga insha Allah…. A Highway to Heaven. Semoga!
Sumber : jsit.id